Minggu, 17 April 2016

C A B A Y ~

"Every girl needs a best friend to help her laugh when she thinks she'll never smile again" - tumblr
Banyak yang bilang anak kecil butuh teman, sedangkan orang dewasa butuh sahabat. Apa bedanya?

Teman adalah orang yang menemanimu bermain. Sahabat adalah orang yang seprinsip denganmu yang berarti sahabat memiliki makna yang lebih dalam dari seorang teman dan memberikan pengaruh yang lebih besar juga dalam hidup seseorang.

Karena semua orang pasti akan beranjak dewasa, maka semua orang pasti butuh sahabat dan hari ini Lissa mau cerita tentang sahabat-sahabat Lissa. *Yeaaaaay!*

Halo! inilah kami, Hana - Elissa - Teresa.
And we call ourselves, C A B A Y.

Punya sahabat gak berarti hidup kita bakal lurus-lurus aja, sama sekali enggak. Tapi setidaknya kita punya tempat untuk numpahin semua perasaan kita. Punya orang yang bisa kita percaya untuk sama-sama tuker pikiran tentang apa yang saat ini sedang kita alami. Dan Lissa sangat percaya sama mereka.

Kami mulai sahabatan dari tahun 2013, baru beranjak 3 tahun dan masih singkat banget untuk usia persahabatan pada umumnya. Tapi, banyak banget hal yang kami lewatin bareng-bareng yang sedikit demi sedikit mengubah kami dari alay pithecanthropus menjadi wanita yang jauh lebih bijaksana.

Kenapa nama kami C A B A Y ?
Karena cabe udah gak ngehits lagi hahahaha canda.. Banyak orang yang gak suka sama persahabatan kami, entah iri atau ngeliat kami lebay (Berasa gak be? Hahahaha) dan dari orang-orang itulah kami dapet sebutan cabe yang pada akhirnya kami memaksa diri kami untuk sadar kalo cabe atau cabay punya artian CANTIK BERSAMA YESUS. Nah, udah tau kan kepanjangannya? Jadi, jangan negatif thinking duluan sama kita, ntar dosa~

Perjalanan sahabatan yang baru seumur jagung ini juga gak mudah loh, ada aja hal yang suka bikin saling emosian. Tapi dari awal sahabatan kami ngebuat janji untuk saling terbuka dan negur secara frontal kalo kelakuan atau kondisi dari kami ada yang mulai aneh. Jadi jangan kaget kalo tiba-tiba di antara kami suka saling jambak terus ngomel, percaya deh.. itu tanda sayang

Banyak orang yang bilang bahwa persahabatan kami gak membangun. Banyak orang yang dengan sok taunya menyimpulkan kalo kami lagi ngumpul, kerjaannya cuma ngomongin cowok, atau pergi makan terus ngobrol gak jelas, karokean, terus hedon-hedon. Ada benernya sih hahahaha.. Tapi sesungguhnya, yang tau kami ya kami. Persahabatan kami adalah bagian dari hidup kami, bukan konsumsi publik. Jadi buat kami, kami gak harus melapor ke publik tentang apa yang kami bahas atau permasalahkan. Yang jelas aku bersyukur karena kami bisa saling nguatin bahkan untuk hal yang sangat privasi pun kami bisa saling percaya untuk terbuka satu sama lain.


Yap! Aku rasa semua wanita bisa bertahan tanpa pacar, tapi gak bisa bertahan tanpa sahabat. Begitupun kami. Satu hari gak ketemu, hampaaaaaaaaaa..... Ekspresi rasa sayang ke sahabat pasti beda-beda, tapi cara kami menyayangi ya saling cari satu sama lain, usahain ngumpul dan tau kabar masing-masing, dan kalo mau pulang, jambak dulu hahaha..

Seperti tadi yang aku bilang, banyak orang berasumsi kami gak saling membangun, padahal kalo menurut kami ya karena mereka bukan bagian dari kami. So, mereka gak ngerti cara kami untuk saling nguatin.

Aku bersyukur banget punya sahabat kayak Teresa sama Hana yang selalu setia setiap saat kayak Rexona. Bahkan skala kesetiaan mereka seringkali ngelebihin skala kesetiaan pacar. Teresa yang selalu bisa ditelpon kapan pun saat Lissa sedih dan Hana yang selalu siap sedia ngehibur kayak badut mampang hahaha.. Tapi di samping itu semua, aku bersyukur karena kami selalu ada waktu untuk ngabisin waktu bareng-bareng untuk ngelakuin hal yang penting sampe yang gak penting hanya untuk membuat diri kami semakin baik. Kami nangis bareng-bareng, ketawa bareng, doa bareng, dan semakin dewasa juga bareng-bareng.

So many ups and downs we passed together. Kami lewatin semua masalah bener-bener barengan, gak ada satu hal pun yang kami rahasiain antara satu dengan yang lain. Mulai dari masalah cinta, masalah keluarga sampe masalah pelayanan kami lewatin bareng-bareng. Dan ketika kami lewatin semua masalah itu bareng-bareng, kami sering banget bilang, "Untung ada lo ya, be." Entah sejak kapan kami sering ngomong begitu, tapi yang kami tau, persahabatan kami mengajarkan kami untuk bersyukur. Ketika kami ditempa masalah, setidaknya keberadaan CABAY menjadi satu alasan untuk kami tetap bersyukur untuk apa yang udah Tuhan kasih dalam hidup kami.

Aku gak pernah inget gimana awal mula kami sahabatan, yang aku inget, CABAY ketemu pertama kali pas lagi ospek dan sekarang kami udah sedeket anak kembar siam. Aku bersyukur selama kami sahabatan, kami bener-bener belajar banyak hal dari satu sama lain. Terbuka, mau ditegur dan menegur, berbagi, belajar untuk stay positif, nahan emosi, bahkan sampe belajar diet hahaha..

So, ketika saat ini kalian punya sahabat, ayo bersyukur! Mereka adalah orang-orang yang akan memberikan warna dalam hidupmu.

Dan buat kalian, para haters Cabay (Maafkan naluri keartisan kami)
Daripada kalian sibuk ngurusin kami dan bilang persahabatan kami bobrok, lebih baik kalian cari sahabat deh.. Kayaknya kalian kurang piknik :)


Ini adalah postingan Lissa yang sepenuhnya Lissa tulis karena terinsipirasi dari kedua sahabat Lissa yang lagi heboh kepedesan makan samyang. Bodoh, tapi Lissa sayang banget.

Terima kasih karena mau, telah dan akan terus menjadi bagian terbaik dari hidup Lissa.

Nb.
Inget be, kita masih punya banyak agenda.
- Juni target lulus sidang PI
- Diet wajib turun min. 3 kg
- Ke jogja sebelum 2016 berakhir dan ini cuma jadi wacana


"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." - Amsal 17:17

Sabtu, 26 Maret 2016

Idealis? Realis?

Akhir-akhir ini aku sedang banyak belajar tentang paham-paham yang saling kontra satu dengan yang lain. Belajar bukan dalam arti mencari tau sejarah paham tersebut atau siapa aja pengikut paham tersebut tapi belajar bagaimana cara hidup paham-paham tersebut. Ada dua paham yang amat sangat menarik minat Lissa, yaitu paham idealisme dan realisme.

Menurut KBBI, idealisme adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Penganut paham idealisme atau para idealis dianggap adalah orang-orang yang hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna dengan anggapan lain mereka hanya hidup sesuai literatur, peraturan, hukum, atau undang-undang yang benar menurut mereka.

Sedangkan realisme adalah paham yang mengajarkan sekumpulan orang yang dalam tindakan, cara berpikir, dan sebagainya selalu berpegang atau berdasarkan pernyataan; dengan kata lain mereka hidup dengan cara mengondisikan dirinya pada situasi yang saat itu sedang benar-benar terjadi.

Secara konseptual, dua paham tersebut sangatlah bertolak-belakang. Meskipun keduanya memiliki kelebihan, tetapi ada juga kelemahan dari kedua paham tersebut yang akhirnya menimbulkan pertanyaan dalam pikiran Lissa, "Lalu, paham mana yang baik untuk kita anut dalam hidup kita?"

Entah ini adalah sebuah korelasi yang benar atau salah, tetapi ketika aku belajar tentang paham-paham ini, aku teringat dengan sebuah pepatah "Ora et Labora", berdoa dan berusaha. Pepatah yang kita tau sejak lama tapi jarang sekali orang yang bisa melakukan kedua hal ini dengan seimbang. Pada akhirnya aku mengasumsikan bahwa kita gak bisa hidup hanya dengan paham idealisme atau hidup hanya dengan paham realisme. Kita harus menjadi idealis-realis.

Btw, postingan ini bikin aku agak takut saat lagi nulis karena ini bersangkutan tentang paham yang mendunia. So, sebelum aku lanjut bahasannya, kalo ada pembaca yang gak setuju tentang konsep paham yang aku bahas atau gak setuju dengan korelasi paham dengan sisi rohani yang akan aku bahas, mohon dimaafkan ya.. Postingan ini bener-bener sepenuhnya curahan hati Lissa kok, bukan bermaksud untuk menjelekkan paham manapun. Selamat melanjutkan membaca! :)

Menjadi idealis-realis maksudnya adalah kita hidup menurut patokan yang sempurna tapi kita juga harus berani mengondisikan diri kita dengan keadaan yang saat ini sedang terjadi dalam kehidupan kita. Secara sederhana, kita sebagai seorang kristen memang harus hidup sesuai tuntunan Alkitab, tapi jangan lupa bahwa kehidupan kita bukan hanya sekedar permasalahan rohani, ada sebuah tindakan yang harus kita lakukan untuk mencapai hasil iman kita.
"Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" - Yakobus 2:17.
Hanya menjadi idealis maksudnya adalah kita hanya hidup dengan mengandalkan hal-hal rohani tanpa ada perbuatan yang kita lakukan. Apakah itu baik? Yuk, kembali ke Alkitab dan lihat ayat di atas. Menurut teman-teman gimana?

Ketika aku melihat seseorang yang selalu menangis saat berdoa dan terus-menerus meminta sama Tuhan tapi gak ada tindakan yang dia lakukan, aku melihat ada sebuah posisi yang salah dimana kita yang seharusnya jadi seorang hamba malah dengan semena-mena nyuruh-nyuruh Tuhan untuk ngabulin semua doa-doa kita. Hey! Tuhan ya Tuhan, bagian kita adalah hamba. Kalo kita minta dan Tuhan belum memberikan atau bahkan tidak memberikan, itu adalah hak prerogatif Tuhan sebagai seorang Raja, tetapi saat Tuhan meminta kita melakukan sesuatu, itu adalah sebuah kewajiban bagi kita.

Jangan hanya meminta!
Cari tau dan dengar apa yang Tuhan ingin kau kerjakan dalam hidupmu!

Selanjutnya, hanya menjadi realis maksudnya adalah kita hanya hidup dengan mengandalkan apa yang sedang terjadi saat ini. Kita melakukan banyak cara untuk beradaptasi dengan keadaan kehidupan kita, entah dengan cara mengikuti tren yang ada tanpa menyaring baik-buruknya menurut Alkitab atau menghalalkan berbagai macam cara untuk meraih kesuksesan. Secara sederhana, realis yang aku maksud di sini adalah kita melakukan sesuatu menggunakan kekuatan kita sendiri bukan berjalan dalam perkenanan Tuhan. Melakukan sesuatu karena ego manusia, bukan karena maunya Tuhan.

Apakah itu baik? Yuk, kembali ke Alkitab lagi dan baca Hakim-Hakim 13-16, cerita tentang Hakim Simson. Kalo temen-temen baca di Alkitab atau searching di internet, Simson adalah orang terkuat yang pernah ada, bahkan dia sanggup mencabik-cabik seekor singa dengan tangan kosong. Kuat kan? Tetapi kelemahannya adalah semasa cerita hidupnya tidak pernah ditemukan ayat yang menceritakan dia mengambil waktu untuk berdoa. Simson tidak pernah berdoa. Sampai akhirnya ia mati hanya karena tidak dapat menahan hatinya kepada Delila (Hakim-Hakim 16:16 - 19).

Dari kedua penjelasan Lissa di atas, yang mau Lissa bagikan lewat postingan ini adalah kita gak bisa hidup hanya dengan berdoa atau hanya dengan berusaha dengan kekuatan kita sendiri. Berdoa dan berusaha harus berjalan beriringan dan dengan porsi yang seimbang. Lagi, kembali pada Ora et Labora. Kita idealis dengan apa yang Tuhan mau dalam Alkitab dan kita juga realis dalam tindakan iman kita.

Misalnya ada masalah begini, siapa sih yang gak panik kalo udah saatnya bayaran uang kuliah tapi orang tua kita belum punya uang? Kalo telat bayar bisa terancam cuti kuliah dan pastinya akan makin lama lulusnya, iya kan? Atau, siapa sih yang gak sedih kalo orang terdekat kita sakit dan kelihatannya udah gak ada harapan untuk hidup? Ketika lagi panik begini, senjata ampuh orang kristen pasti berdoa. Lalu, apakah hanya berdoa?

Aku pernah dengar kesaksian orang-orang yang bilang bahwa Tuhan ngasih mereka berkat tepat waktu di saat mereka butuh. Yes, aku juga sering ngerasain seperti itu. Masalahnya yang teman-teman harus tau adalah berkat Tuhan bukanlah sesuatu yang murahan. Tuhan gak akan pernah memberikan berkat kesehatan ke seseorang saat Tuhan tau orang tersebut akan mabuk-mabukan ketika ia sehat. Tuhan juga gak mungkin memberikan berkat ekonomi ke seseorang yang gak bisa mengelola keuangannya dengan baik (re: boros).

Aku pernah berada dalam obrolan yang pada akhirnya bikin aku jadi sebel karena jawaban si dia. Begini ceritanya.....
Di suatu sore di sebuah  rumah makan di daerah Bekasi, Lissa (L) dan Dia (D) sedang bercengkrama,
L : Eh D, bukannya lo lagi nabung untuk uang kuliah ya? Hemat dikit lah..
D : Ya abis gimana dong, gue laper.. Yaudahlah ya, ntar buat uang kuliah gue berdoa lagi aja.

Hahahaha pas kemaren aku denger dia ngomong begini sih aku lebih milih diem karena takut kalo aku lanjutin, terus kita debat dan akhirnya ada pertumpahan darah. Tapi sekarang, aku kasian sama dia karena dia gak ngerti bagaimana memakai berkat dari Tuhan dengan bijaksana.

Pernah juga Lissa berada dalam suatu perbincangan yang sama nyebelinnya..
L : Lah D? Bukannya lo ada kelas sekarang? Gak masuk?
D : Kesiangan gue. Udah telat banget juga, males masuk.. Paling sebentar lagi selesai.
L : Kemaren lo doa nangis-nangis gara-gara uang kuliah, tapi lo sendiri gak belajar bener-bener buat kuliah lo. Lah kalo lo bolos mulu terus ntar IPK jeblok, gimana? Harus ngulang kelas kan? Harus UM kan? Makin nambah gak tuh biaya kuliah?
D : Yaudah sih...

Melihat ada sesuatu yang gak seimbang kah dari dua perbincangan di atas? Satu sisi dia berdoa nangis-nangis, tapi di sisi lain dia gak berjuang untuk apa yang dia inginkan. Kasihan sekali dia, kawan.

Btw, gak usah kaget liat aku nyebut "UM" di situ. Iya, Lissa anak gundar :')

Ternyata masalah seperti itu pun terjadi juga loh pada kita yang melayani. Banyak dari kita yang hanya sibuk berdoa tapi gak mau jangkau jiwa. Katanya sih, biar Tuhan sendiri yang menggerakkan hati setiap jiwa-jiwa untuk datang kepada Tuhan. Lah piye to? Kalo kayak gitu, ngapain Tuhan nyuruh kita menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21: 15-17). Tuhan nyuruh kita menjangkau jiwa gak hanya sekali loh, bahkan sampai tiga kali Tuhan suruh kita. Lah kita masih mau bilang itu tugasnya Tuhan? Aduh boboboy~

Ada juga kasus pelayanan yang akhirnya terjebak dalam rutinitas. Melayani tapi tidak merasakan hadirat Tuhan. Melakukan ini-itu yang terlihat rohani tapi bukan berdasarkan maunya Tuhan. Wah, ini sih harus hati-hati banget, jangan-jangan Tuhan gak kenal sama kita (Matius 7: 22-23).

Idealis-realis memiliki konteks yang sangat luas, tapi pada intinya adalah kita harus hidup bersekutu dengan Roh dan kebenaran dan juga memiliki tindakan iman. Kita berdoa tapi gak lupa untuk berusaha. Kita mengikuti tren yang sedang berkembang tanpa melupakan baik-buruknya tren tersebut menurut Alkitab.

Sekali lagi, entah korelasi ini benar atau salah, tapi aku melihat idealis-realis sangat dekat maknanya dengan Ora et Labora. Ada bagian yang harus kita kerjakan, ada bagian yang harus kita serahkan sama Tuhan. Berdoa dan berusaha berjalan dengan porsi yang seimbang. Berdoa meminta isi hati Tuhan dan berusaha dengan tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Miliki hubungan yang baik dengan Bapa dan bijaksana dalam hidup.

Banyak hal yang aku pelajari melalui konsep idealis-realis, di balik benar atau salahnya aku membahas konsep paham-paham tersebut, aku hanya ingin membagikan apa yang sangat memberkati aku dan aku harap ini juga memberkati teman-teman yang membaca.

So, ayo kita kerjakan apa yang menjadi bagian kita, dan persilahkan Tuhan mengerjakan apa yang menjadi bagian Tuhan.

DO THE BEST
AND LET GOD DO THE REST

God bless you! :)

Minggu, 06 Maret 2016

AKU MEMILIH BAHAGIA

"Jangan memilih aku bila kau tak bisa setia
Kau tak mengerti aku, diriku yang pernah terluka" - Anang & Syahrini
Terus kalo gak memilih kamu, aku pilih siapa dong? Aku sih memilih bahagia.

Halo! Mungkin beberapa temen-temen yang ngefollow instagram Lissa (Id: elstania. Sekalian promosi gapapa ye? Haha) udah agak bosen ngeliat caption atau hashtag foto-foto Lissa yang isinya "Aku memilih bahagia", "lissa tetap bahagia", dan masih banyak caption serupa. Mungkin ada beberapa yang cuek dan mungkin juga beberapa ada yang bilang alay, dan kemungkinan terakhir ada yang bertanya-tanya "kenapa memilih bahagia?" "Bukannya bahagia tergantung kondisi?" "Gimana caranya memilih bahagia?" Jawabannya, karena bahagia adalah pilihan. No, bahagia tergantung kita, bukan kondisi. Berbahagialah dalam ucapan syukur.

Satu minggu yang lalu aku belajar bahwa sedih atau bahagia, diberkati atau tidak diberkati, semua adalah pilihan. Maka dari itu Lissa selalu bilang, "Aku memilih bahagia."

Banyak orang yang selama ini salah memiliki pandangan tentang kebahagiaan, menganggap bahwa bahagia atau tidaknya kita dikontrol pada kondisi sekitar kita yang pada akhirnya memengaruhi kondisi hati kita. Ada uang, bahagia. Gak ada uang, gak bahagia. Cuaca adem angin sepoi-sepoi, bahagia. Cuaca panas ekstrim atau hujan badai, gak bahagia. Masih terlalu banyak orang yang kebahagiaannya dikuasai oleh kondisi di sekitarnya, padahal sesungguhnya kita sendirilah yang menentukan mau bahagia atau enggak. Respon hati kita yang menentukan kita bahagia atau enggak. Bersyukurkah kita untuk apapun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita, sehingga kita bahagia? Atau tetap bersungut-sungut sehingga kebahagiaan itu gak pernah mampir di hidup kita.

Ketika aku sedang belajar untuk terus memilih bahagia, Tuhan mengijinkan aku untuk 'mengerjakan soal' yang lebih sulit dari biasanya. Baru-baru ini aku dikecewakan oleh orang-yang-amat-sangat-dekat-dengan-Lissa-yang-gak-pernah-terpikir-akan-nyakitin-Lissa, dan ternyata dalam kondisi seperti ini memilih bahagia adalah sebuah keputusan yang sulit. Ketika baru dikecewakan, rasanya pilihan untuk galau adalah pilihan ternikmat dan paling tepat. Rasanya mau banget nurutin naluri si wanita lemah ini untuk nangis sambil dengerin lagu galau. But I realized, it's wasting time. Gak ada hal yang akan semakin baik ketika aku hanyut dalam kecewa dan lebih memilih dengerin lagu galau.

Seberapa banyak dari kita yang ketika dikecewakan dengan orang terdekat langsung merasa sendirian? Seakan-akan Tuhan gak ada dalam hidup kita. Padahal udah jelas Tuhan selalu hadir dalam baik atau buruknya hidupnya kita. Seberapa banyak dari kita yang ketika memikul beban berat dan memiliki masalah langsung merasa kitalah orang paling sial di dunia? Padahal dengan jelas Tuhan menawarkan kelegaan untuk setiap kita.

Ketika Lissa dikecewakan, Lissa mengalami apa yang banyak orang alami. Lissa merasa sendirian. Lissa lupa sama kasih setia Tuhan, sampai akhirnya Lissa belajar dari Nabi Elia yang Tuhan kirim ke pengasingan.

Dalam 1 Raja-Raja 17: 1-6 diceritakan bahwa Nabi Elia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Sungai Kerit setelah ia menemui Ahab. Kerit dalam bahasa aslinya memiliki arti dipisah, diasingkan. Dilihat dari sudut pandang manusia, Sungai Kerit adalah tempat yang pas banget buat ngegalau. Tempat yang menyedihkan karena hidup sendirian dan kesepian. Tapi dilihat dari sudut pandang Tuhan, ternyata Sungai Kerit penuh dengan kelimpahan.

Kenapa begitu? Coba temen-temen lihat di ayat 4.
"Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."
Bahkan ketika Nabi Elia sedang dalam kesendirian pun, Tuhan tetap hadir. Ketika pada saat itu Bangsa Israel mengalami kekeringan, dalam kesendiriaannya di Sungai Kerit, Nabi Elia tetap hidup karena bebas minum dari aliran sungai tersebut. Gak sampe di situ aja, dengan cara yang ajaib Tuhan ngasih makan Nabi Elia lewat burung-burung gagak yang datang membawakan roti dan daging. For your information, burung gagak adalah haram bagi Bangsa Israel, tapi Nabi Elia gak protes loh ketika Tuhan kirim burung gagak untuk bawain dia makan. Dia gak minta ganti pake burung merpati atau pake burung elang.

Belajar dari Nabi Elia, berarti kita belajar bahwa kesendirian bukanlah faktor kita tidak bahagia. Dalam kesendirian kita bisa benar-benar merasakan bahwa Tuhan hadir dalam kehidupan kita, inilah saat paling seru untuk ngabisin waktu berdua sama Tuhan, untuk manja-manjaan sama Tuhan dan untuk membuktikan bahwa kasih setia Tuhan selalu baru dan gak pernah berhenti dalam kehidupan kita. Yang pasti hal ini membahagiakan banget kan?

Lissa sadar bahwa emang gak ada alasan lagi untuk setiap manusia gak berbahagia. Bahkan sekalipun secara kasat mata kita terlihat sendirian, kita harus bahagia karena ternyata dalam kesendirian, Tuhan tetap hadir. Hanya jangan batasi kuasa Tuhan untuk menolong hari-hari kita.

So, hari ini Lissa kembali memilih bahagia.
Kamu memilih apa?

Selasa, 09 Februari 2016

I-L-O-V-E-Y-O-U

"I love you but it's not so easy to make you here with me." - Endah n Rhesa
Gue banget! Gue banget! Hahaha alay lo, Sa..
Tapi serius deh, itu lirik bener-bener menggambarkan perasaanku saat ini cie.
Oke skip!

Halo! Pasti pada terpukau ya liat judul postingan kali ini.
Pasti pada bertanya-tanya, "Lissa lagi jatuh cinta yak?"
Gak usah kepo, karena......... yak! betul sekali Lissa lagi jatuh cintaaaaaaaa hahaha..
Tapi bukan berarti postingan kali ini akan dipenuhi dengan kebaperan Lissa yah.
Aku tau aku akan dirajam kalo kelamaan pembukaan, jadi mari kita mulai cerita ini dan sebut saja si lelaki yang berbahagia ini, Anak Tuhan.

Awal kenalan sama si Anak Tuhan, sama sekali gak kepikiran akan mempercayakan hati ini buat dia. Bukan tipikal aku juga. Intinya, gak ada yang spesial di awal kenalan, bahkan tertarik pun enggak. Lama waktu berjalan, saling kenal satu sama lain, mulai nyaman dengan keberadaan masing-masing yang selalu kemana-mana barengan, akhirnya muncul benih-benih asmara dan di sini lah sesungguhnya postingan iloveyou ini akan aku mulai.

Aku dan si Anak Tuhan punya latar belakang yang jauh berbeda. Mulai dari latar belakang ekonomi, latar belakang keluarga bahkan masa lalu yang kita alami sangat kontras, kami gak nemuin sedikit pun kesamaan. Satu hal yang menjadi sandaran kesamaan kami, kami satu Tuhan. Satu pelayanan. Dan dasar hubungan yang sedang kami bangun ini selalu aku bawa menghadap Tuhan. Ini yang membuat aku pada akhirnya menjadi yakin aku bisa menitipkan hatiku di hati dia. #Cielah

Menjadi yakin? Berarti awalnya gak yakin dong?
Iya, awalnya aku gak yakin sama dia.

Memasuki usia kepala 2, pasti semua cewek akan memasuki masa "memikirkan dan mempersiapkan pasangan hidup yang terbaik" iya kan? Aku pun seperti itu, aku mau banget punya pasangan hidup layaknya pangeran tampan dan gagah berkuda putih, tetapi seperti yang tadi aku bilang, si Anak Tuhan bukan tipe aku banget. Segala latar belakang aku dan dia berbeda dan aku ngerasa kami gak sepadan.

Terlalu banyak hal-hal yang membuat aku gak yakin sama dia. Aku galau banget karena banyak hal. Tingkat ekonomi kami berbeda, fisik kami gak menyeimbangi, gaya hidupku hedon dan dia sederhana, semua kontras. Aku ngerasa terlalu mustahil kalau akhirnya aku bisa sama dia bahkan sampai menikah.

Hubungan yang didasari dengan keragu-raguan pasti gak akan berhasil, aku rasain itu. Ada hati yang sakit loh ketika di dalam hubungan ada keragu-raguan. Ragu akan bahagia kalau sama dia, ragu akan mapan di hari ke depan dan masih banyak keraguan lainnya. Tapi keraguan ini bisa hilang ketika kita sadar bahwa cinta adalah anugerah dari Tuhan. Mengasihi dan dikasihi adalah anugerah.

Ketika aku kenal si Anak Tuhan, banyak hal yang aku dan dia pelajari bersama sampai akhirnya aku sadar kalau mengasihi bahkan mencintai seseorang adalah sebuah hadiah dari Tuhan. Bahkan ketika kita mencintai seseorang, kita gak akan pernah capek terjaga untuk mendoakan dia. Mengenal sebuah ketulusan, menjadi penolong, penyemangat, moodbooster, belajar untuk meredam dan mengontrol emosi masing-masing ketika ada masalah, belajar menyatukan pendapat tanpa harus menyakiti pasangan, saling memberi dan belajar berbagi, bahkan belajar jadi pribadi yang mau ditegur dan siap menegur untuk memperbaiki kekurangan masing-masing. Saling melengkapi dan saling membutuhkan. Aku merasa ada sebuah dasar hubungan yang kuat yang sedang kami bangun, tapi ternyata masih ada keraguan yang aku rasain.

Kenapa?
Karena ada satu kata ajaib yang maknanya dalem banget. Sepadan.

"Aku sepadan gak sih sama dia? Dia sepadan gak sih buat aku?" Dua kalimat ini yang terus-terusan mengganggu aku sekalipun kami punya dasar hubungan yang kuat. Omongan bahkan cemoohan orang-orang bahkan temen deket sendiri, bahkan orang tua membuat konsep sepadan yang aku punya menjadi salah. Pernah di satu kali, temen deketku dengan polosnya ngomong, "Sa, kok lo mau sih sama dia? Sumpah, lo sama dia kayak supir sama majikan." Sakit gak? Ya sakit laaaaaah.. Ragu gak? Ya ragulah. Rasanya pengen ngejauh aja. Untungnya aku gak ngejauh sih hahaha.. tapi aku mencoba mengubah dia menjadi seseorang yang layak bersanding dengan aku dan ternyata itu menyakiti hati dia.

Konsep sepadan seringkali jadi bahasan yang sulit dalam sebuah hubungan. Gak jarang banyak hubungan berakhir karena mereka merasa gak sepadan. Beda tingkat pendidikan dibilang gak sepadan, beda tingkat ekonomi dibilang gak sepadan, beda level muka dibilang gak sepadan, beda suku dibilang gak sepadan, beda hobi juga dibilang gak sepadan, dan masih banyak lagi lah.. dan parahnya lagi, konsep sepadan seperti ini sudah turun-temurun dari orang tua kita. Iya gak?

Akhir-akhir ini aku belajar bahwa sepadan adalah ketika Allah menciptakan Hawa untuk Adam.
Maksudnya gimana, Sa?
Kenapa sih Allah menciptakan Hawa untuk Adam? Kenapa sih Allah gak ngebiarin aja Adam sama badak atau unta?
Ada hal yang mendasari kenapa Allah menciptakan Hawa sebagai pendamping Adam:
1. Allah melihat dan menyadari sekali perbedaan antara Adam dengan hewan-hewan di bumi.
Oleh karena Allah menyadari hal itu, Allah menciptakan Hawa yang merupakan sesama manusia untuk menjadi penolong Adam.
2. Allah tau betul bahwa anak manusia hanya akan lahir dari anak manusia.
Inilah alasan kenapa Tuhan menciptakan lawan jenis. Butuh penjelasan lebih lanjut? Silahkan daftar ke Bimbingan Pra Nikah di gereja masing-masing yah.
3. Adam dan Hawa sama-sama mengenal Allah.

Pada dasarnya, sepadan hanya berbicara bahwa engkau dan pasanganmu haruslah manusia hidup, berlawanan jenis dan sama-sama mengenal Allah. Inilah kesepadanan yang sebenarnya.
Terus gimana sama tingkat ekonomi, latar belakang keluarga, suku, habit, hobi dan sebagainya, Sa?
Itu semua tergantung pada mau atau enggaknya kita menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita. Penerimaan.
Kita siap dan mau terima kondisi pasangan kita apa adanya atau enggak.
Nah, inilah kenapa dalam pacaran pun kita butuh kesiapan, butuh komunikasi dan pemikiran yang matang dari keduanya. Jangan sampe hanya karena ada sedikit perbedaan, hubungan tiba-tiba bubar di tengah jalan. Pemikiran yang matang dan kedewasaan rohani sangat dibutuhkan dan dituntut ada dalam sebuah hubungan pacaran.

Ketika kita merasa udah punya kesiapan tentang pacaran, mengerti tentang tujuan pacaran, pahamilah juga tentang konsep kesepadanan dan penerimaan.

Saat ini, aku dan si Anak Tuhan belum membangun hubungan yang serius (re: Pacaran). Kami sama-sama lagi memupuk dasar dari sebuah hubungan. Kepercayaan, keterbukaan, kejujuran sedang kami tanam bareng-bareng. Tapi di atas itu semua, kami bawa dasar ini ke tangan Tuhan, biar Tuhan yang atur sesuai Pengkhotbah 3:11. Bagian aku dan si Anak Tuhan sekarang ya memperbaiki diri sambil terus bekerja di ladang Tuhan.

Gak usah didoain cepet jadian, cukup didoain berjodoh aja hahaha...

"Best Relationship: Talk like best friends, play like children, argue like husband and wife, and protect like brother and sister."

Minggu, 24 Januari 2016

Keep His Promise

Shalom, anak mudaaaaa..
sudah terlalu lama semenjak kemunculan Lissa di dunia per-blogger-an dan akhirnya gue kembali menulis karena lagi baper hahaha.. Yap! gue baper dan gue jomblo, gak tau mau cerita ke siapa, jadi gue cerita ke sini aja. Cuss..

Hari ini gue bersyukur banget karena gue masih bisa ke gereja dan kita tau kalo semua hal yang kita lakuin karena dan untuk Tuhan gak akan ada yang sia-sia. Waktu gue ke gereja, gue bersyukur banget karena kembali diteguhkan, dikuatkan, dan kembali semangat lagi untuk mencapai semua cita-cita gue.

Keliatannya paragraf pembuka gue holy dan agak gak-gue-banget ya? hahaha.. Tapi itu serius. Gue sadar kalo gue punya banyak banget impian dalam hidup gue. Gue mau lanjut S2 di Jerman, gue mau punya cafe, gue mau punya butik dengan brand gue sendiri, gue mau keliling dunia, dan masih terlalu banyak yang mau gue lakuin di hidup gue. Masalahnya, terkadang impian kita hanyalah akan menjadi sebuah impian karena berbagai macam faktor.

Akhir-akhir ini gue lagi memasuki masa "letih kuliah minta dinikahin aja" dan hal ini berpengaruh besar sama impian gue untuk S2 di Jerman, ditambah lagi celotehan kanan-kiri gue yang bilang, "Cewek gak usah sekolah tinggi-tinggi, toh ujungnya juga beberes rumah sama ngangon anak." dan parahnya lagi adalah gue meng-iya-kan hal tersebut. Gue kehilangan semangat dan ambisi untuk lanjut ke Jerman dan gue ngerasa gak mampu untuk lanjut S2. Sejujurnya, setelah gue kehilangan ambisi untuk ke Jerman, impian gue untuk melangkah ke bangsa-bangsa bahkan untuk keliling dunia juga sedikit demi sedikit mulai hilang. Gue kehilangan semangat untuk ngejar impian dan cita-cita gue, bahkan gue lupa sama janji-janji Tuhan yang pernah Dia kasih untuk gue.

But today, my whole life turned around..
"Cemoohan orang tidak akan menggagalkan janji Tuhan atas hidupmu." Pdp. Ergina Sisgantina Elias
Kalimat di atas yang nguatin gue sepenuhnya. Gue belajar dari Sara dan Abraham, sekalipun keadaan mereka sama sekali gak memungkinkan untuk memiliki ketururan, tapi Tuhan tetep ngasih Ishak dalam hidup mereka. Bahkan ketika Sara dan Abraham sendiri yang menertawakan janji Tuhan, Dia tetep menepati janji-Nya atas Sara dan Abraham.
"Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya." - Kejadian 21:1
Hari ini gue kembali belajar untuk menyerahkan satu lagi aspek kehidupan gue ke dalam tangan Tuhan, yaitu impian gue. Gue belajar ketika gue punya impian atau dapet sebuah janji dari Tuhan, seharusnya gue pertama kali angkat tangan gue untuk serahin semua itu ke Tuhan, bukan duluan tanya ke temen bahkan orang tua. Seberapa pun bijaksananya orang tua atau temen kita, mereka masih bisa mengambil keputusan yang salah, tapi rancangan Tuhan udah pasti penuh damai sejahtera dan janji-Nya gak akan pernah gagal untuk memberikan kita hari depan yang penuh harapan. Yesus adalah Tuhan yang tepat sasaran dan tepat waktu. Impian, kehendak, keputusan, cita-cita yang kita serahkan ke dalam tangan-Nya gak akan pernah menjadi sekedar mimpi. Ia akan menggenapi sesuai perkenanan-Nya.

Sekali lagi gue bener-bener bersyukur punya Tuhan Yesus dalam hidup gue. Tuhan yang selalu menepati janji-Nya tanpa melihat situasi dan kondisi kita. Bahkan yang lebih amazing lagi, ketika banyak orang yang bilang janji Tuhan mustahil dalam hidup kita, terlalu banyak yang bilang mimpi kita ketinggian, atau mungkin kita sendiri yang merasa terlalu kecil untuk sebuah atau banyak impian yang besar, hal itu sama sekali gak akan pernah menggagalkan rencana dan janji Tuhan dalam hidup kita. So, selama kita masih menunggu Tuhan menggenapi janji-Nya dalam hidup kita, tetap lakukan yang terbaik dan tetap bersukacita. Kecewa, marah, sedih karena tertawaan dan cemoohan orang pasti akan tetep kita rasain, tapi jangan takut! Janji Tuhan iya dan amin untuk semua anak-anak-Nya.


"Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal." - Yehezkiel 16:60

Senin, 04 Januari 2016

FORMAT MAKALAH ILMIAH



Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Berikut ini adalah format karya ilmiah secara umum:


Bahasa

  1. Kecuali untuk abstrak, penulisan dilaksanakan dalam bahasa Indonesia dengan berpedoman kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987).
  2. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan/atau Inggris baku


Jumlah

  1. Universitas berhak menerima dua eksemplar dari setiap laporan penelitian atau skripsi/tesis yang disusun oleh dosen atau mahasiswa Universitas Lampung
  2. Skripsi/tesis/laporan seperti yang tercantum pada (a) digunakan:
    1. Satu eksemplar untuk dokumentasi
    2. Satu eksemplar untuk dokumentasi perpustakaan universitas


Kertas

  1. Kertas berukuran A4 (21 x 29,7 cm).
  2. Jenis kertas:
    1. Untuk skripsi/tesis digunakan kertas HVS dengan bobot 80 gram
    2. Untuk laporan penelitian dan makalah ilmiah digunakan kertas HVS dengan bobot 80 gram atau duplikator.
  3. Untuk kulit (sampul) digunakan kertas buff
  4. Warna kertas:
    1. Selain kulit (sampul), seluruh kertas berwarna
    2. Warna kulit mengikuti warna bendera fakultas
    3. Untuk laporan penelitian antarbidang ilmu, kulit laporan berwarna biru langit


Pengetikan

  1. Skripsi/tesis, laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diketik dengan komputer, dengan ketentuan sebagai berikut:
    1. Ukuran huruf 12, dengan font Times New Roman;
    2. Bila diperlukan, ukuran huruf 10 atau 11 dapat digunakan untuk isian (bukan judul) dalam tabel atau gambar;
    3. Huruf miring (italic) digunakan untuk kata asing, dan nama buku serta majalah atau publikasi ilmiah pada catatan kaki (tidak dalam daftar pustaka);
  2. Penggandaan dapat dilakukan dengan fotokopi dengan kertas dan tinta yang berkualitas tinggi, atau dicetak.
  3. Judul bab dan subbab
    1. Judul bab diketik 6 spasi dari batas atas kertas
    2. Judul subbab pada bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya
    3. Jika tempat tidak memungkinkan, judul subbab harus dimulai pada halaman berikutnya
  4. Kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipenggal ke halaman berikutnya, seluruh kata harus diketik pada halaman berikutnya
  5. Alinea
    1. Alinea dapat dipisahkan dengan indentasi atau perbedaan spasi.
    2. Jarak indentasi bebas tetapi ajeg (consistent).


Sembir (Margin)

  1. Jarak dari pinggir kertas (Contoh l)
    1. Sembir bawah, atas, dan kanan berjarak 3 cm (1,2 inci) dari pinggir kertas
    2. Sembir kiri berjarak 4 cm (1,6 inci) dari pinggir kertas
    3. Pengetikan mengikuti kaidah Oleh karena itu, sembir kanan tidak perlu rata.
  2. Semua tabel dan gambar harus berada dalam sembir (margin)


Spasi

  1. Secara umum, keseluruhan tulisan harus berspasi ganda
  2. Spasi tunggal digunakan untuk judul, judul bab, judul subbab, kutipan, tabel, judul tabel, judul gambar, entri bibliografi, dan naskah pada abstrak makalah ilmiah
  3. Spasi tripel digunakan untuk antartabel, antargambar, antara tabel dan naskah, dan antara gambar dan naskah
  4. Spasi empat digunakan:
    1. Antara nama penulis dan baris pertama naskah pada halaman abstrak.
    2. Antara “Daftar Tabel” dan baris pertama judul tabel pada halaman daftar
    3. Antara “Daftar Gambar” dan baris pertama judul gambar pada halaman daftar gambar
    4. Antara judul bab dan subbab atau baris pertama naskah 

Jarak (jumlah ketukan antarkata) dalam tulisan:

    1. Jarak satu ketukan digunakan antarkata dan setelah semua tanda baca kecuali setelah titik pada akhir kalimat, titik dua, titik koma, tanda tanya, dan tanda seru
    2. Jarak satu ketukan digunakan sesudah titik untuk singkatan gelar dan nama
    3. Jarak dua ketukan digunakan setelah tanda baca titik pada akhir kalimat, titik dua, titik koma, tanda tanya, dan tanda seru.
    4. Antara titik dan singkatan lain dalam suatu gelar (misalnya Ph.D., S.H.), dengan angka lain untuk menunjukkan waktu, dan dengan angka lain yang menunjukkan bilangan ribuan.


Penomoran Halaman

  1. Nomor halaman diketik tanpa tanda petik ataupun tanda hubung.
  2. Nomor halaman ditempatkan di samping kanan, satu spasi di atas sembir (margin) atas dan berjarak 3 cm ( l ,2 inci) dari pinggir kanan kertas
  3. Pada halaman yang memuat judul utama (bab), nomor halaman tidak dicantumkan tetapi dihitung.
  4. Semua halaman dinomori, kecuali halaman pertama yang kosong, halaman judul, halaman muka, dan halaman pertama suatu makalah.
  5. Halaman “Pendahuluan” sampai “Daftar Pustaka” dan lampiran diberi angka Arab dimulai dengan angka l .


Laporan dan Skripsi/Tesis dengan Volume Ganda

  1. Laporan/skripsi/tesis yang tebal mungkin memerlukan dua atau lebih volume (jilid).
  2. Halaman judul harus diulang pada setiap volume dan serupa, kecuali untuk kata-kata “Volume I” (“Jilid I”), “Volume II” (“Jilid II”), dan seterusnya yang diletakkan tepat di bawah kertas.
  3. Penomoran halaman berurutan dari “Volume I” (“Jilid I”) sampai volume (jilid) terakhir.


Enumerasi

  1. Penomoran bab, subbab, dan seterusnya bukan keharusan
  2. Huruf atau nomor yang sudah digunakan untuk suatu bab tidak dapat digunakan untuk subbab dan seterusnya
  3. Jika hendak mengikuti pola enumerasi dengan penomoran hendaknya digunakan pola berikut:
  4. 1. …………………………………………………………………………………………….

1.1 ……………………………………………………………………………………….

1.1.1 ……………………………………………………………………………….

1.1.1.1 …………………………………………………………………….

1.1.1.2 …………………………………………………………………….

Pembagian yang lebih bawah lagi (lebih dari empat) hendaknya menggunakan huruf Latin kecil seperti berikut:

1. …………………………………………………………………………………..

1.1 ……………………………………………………………………………..

1.1.1 ……………………………………………………………………..

1.1.1.1 …………………………………………………………..

1.1.1.2 …………………………………………………………..

a. ……………………………………………………….

b. ………………………………………………………



Catatan Kaki

  1. Catatan kaki dapat digunakan untuk:
    1. Mengakui kutipan, pernyataan, dan/atau gagasan yang diambil dari penulis/orang
    2. Membuktikan / membenarkan pernyataan dengan menyebutkan sumber inform
    3. Mengutip halaman tertentu 
  2. Catatan kaki dapat berupa rujukan penjelas (isi) dan silang.
  3. Pengetikan
    1. Jika menggunakan cara indentasi, untuk setiap entri catatan kaki, indentasi dimulai pada baris pertama dan berjarak lima ketukan dari sembir (margin).
    2. Catatan kaki dipisahkan dari naskah oleh garis tidak terputus sepanjang 10 ketukan dan berjarak dua spasi dari naskah
    3. Spasi tunggal digunakan dalam catatan kaki, spasi ganda digunakan pada antarcatatan kaki
    4. Kutipan dalam naskah diikuti dengan angka Arab yang diketik sedikit di atas garis (tik atas/superscript).
    5. Nomor yang sama (juga tik atas) diketik pada awal catatan kaki pada bagian bawah halaman tempat terdapatnya kutipan tersebut.
    6. Nomor-nomor tik atas diketik langsung setelah tanda baca dalam naskah dan tanpa jarak.
    7. Setelah nomor tik atas, tidak ada tanda baca.
    8. Catatan kaki penjelas dan rujukan silang dinomori dengan urutan yang sama
  4. Penulisan
    1. Penulisan pertama untuk suatu catatan kaki harus mengandung informasi lengkap nama penulis/orang, tahun penulisan/ucapan, judul tulisan, tempat penerbit atau makalah/ ucapan dibacakan/ diucapkan
    2. Nama penulis ditulis mulai dengan nama kecil/nama pertama diikuti dengan huruf besar pertama nama tengah (jika ada) dan nama akhir/keluarga (Contoh: Agus Karyanto, Soesiladi Widodo, Jerry M. Bennett).
    3. Tanda baca utama adalah koma


Tabel dan Gambar

  1. Batasan Tabel dan Gambar
    1. Kata “Tabel” menyatakan data yang sudah ditabulasikan dan digunakan dalam skripsi/tesis/laporan penelitian/makalah ilmiah, baik dalam tubuh tulisan maupun dalam lampiran
    2. Kata “Gambar” menunjukkan semua materi nonverbal yang digunakan dalam tubuh tulisan atau lampiran seperti peta, grafik, foto, gambar, dan skema/diagram.
  2. Persiapan Tabel dan Gambar
    1. Untuk membuat tabel dan gambar dapat digunakan tinta cina dengan hasil yang sama baiknya dengan hasil komputer.
    2. Jika lebih dari satu warna digunakan dalam pembuatan gambar, pewarnaan harus ajeg untuk seluruh tulisan dan untuk setiap kopi
    3. Pemandu huruf dapat digunakan untuk judul, nomor, dan tanda
    4. Tabel dan gambar sedapatnya menggunakan kertas dengan mutu yang sama dengan kertas yang digunakan untuk seluruh tulisan.
    5. Gambar yang berbentuk foto:
  3. Foto yang lebih kecil dari halaman tulisan harus dipasang dengan rapat pada kertas dengan kualitas yang sama dengan kertas
  4. Lem yang digunakan harus berkualitas tinggi
  5. Bahan lain selain lem tidak diperkenankan untuk digunakan

    1. Penempatan Tabel dan Gambar
      1. Tabel dan gambar harus berada dalam sembir/margin.
      2. Tabel/gambar diletakkan sedekat mungkin dengan uraian dalam makalah
      3. Posisi tabel/gambar sejajar lebar atau sejajar panjang kertas tidak mempengaruhi cara penomoran halaman
      4. Tabel atau gambar yang ukurannya kurang atau sama dengan setengah halaman dapat diletakkan di antara uraian laporan dan dipisahkan dari kalimat sebelah atas dan bawah dengan satu spasi
      5. Tabel atau gambar yang lebih besar dari pada setengah halaman diletakkan pada halaman
      6. Dua atau tiga tabel/gambar yang kecil dapat diletakkan pada satu halaman dengan pemisahan seperti pada Contoh
      7. Tabel/gambar yang lebar dapat diketik atau diletakkan sejajar panjang kertas. Judul tabel/gambar diketik di bawahnya pada sisi penjilidan/sembir kiri
      8. Tabel/gambar yang besarnya melebihi ukuran kertas dapat dilipat dengan lipatan yang sesuai dengan ukuran kertas, sembir diukur dari batas kertas
      9. Gambar, misalnya peta, yang besarnya melebihi   ukuran kertas dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam kantong pada bagian-dalam kulit belakang (back cover).
    2. Penomoran Tabel dan Gambar
      1. Tabel/gambar dinomori dengan seri yang berbeda
      2. Setiap seri diberi nomor urut dengan angka Arab: Tabel 16 Gambar 16.
      3. Penerusan tabel ke halaman lain:
        1. Pada halaman berikutnya di batas atas diketik “Tabel 16 (lanjutan)” tanpa tanda petik.
        2. Judul tabel tidak diketik ulang.

4. Nomor dan judul tabel diletakkan dua spasi di atas

batas tabel.

5. Nomor dan judul gambar diletakkan dua spasi di

bawah batas gambar bawah.




Unsur Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah



Ragam Bahasa

Adalah sebuah varian dari bahasa yang menurut dari pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian yang menurut dari pemakai.



Ejaan

adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah  tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:

  • aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
  • aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
  • aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.



Diksi

Adalah pemilihan kata dan gaya ekspresi yang dilakukan oleh penulis atau pembicara dengan tujuan agar mudah didengar dan dipahami.



Kalimat

Adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola  intonansi akhir.



Alinea dan Pengembangannya

Alinea (paragraph) adalah sebagai suatu bagian dari karangan atau tuturan yang terdiri atas beberapa kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Pengembangan dari alinea atau paragraf biasa digunakan oleh penulis harus memberikan fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.



Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah karangan ilmiah :

  1. Pemilihan Topik
  2. Pembahasan Topik
  3. Pemilihan Judul
  4. Menentukan Tujuan Penelitian
  5. Menentukan Kerangka Karangan (Outline)
  6. Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah



Kerangka Karangan

Adalah sebuah rencana kerja yang membuat garis-garis besar suatu karangan yang memuat ketentuan-ketentuan pokok bagaimana kita akan menyusun karangan-karangan tertentu. Dalam pemuatan kerangka karangan.. kita hadrus menyiapkan dalam bentuk catatan-catatan sederhana, tapi juga dapat berbentuk mendetail dan digarap sangat cermat.



Kutipan dan Catatan Kaki

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat pada buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh dan kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi dari penulis.



Abstrak dan Daftar Pustaka

Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak digunakan sebagai “jembatan” untuk memahami uraian yang akan disajikan dalam suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami ide-ide permasalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan secara lengkap. Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah, abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.

Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya : thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.


SUMBER:
http://belajarpsikologi.com/format-penulisan-karya-ilmiah/
http://kir34.blogspot.co.id/2009/04/format-penulisan-karya-ilmiah.html
http://dinardc.blogspot.co.id/2014/03/format-penulisan-karangan-ilmiah.html
https://erdendi.wordpress.com/2013/12/28/format-penulisan-ilmiah-universitas-gunadarma/